Panenan kopi arabika yang dikelola petani di Kecamatan Sumber Wringin
yang bekerja sama dengan Perhutani terus meningkat. Untuk musim panen
2014 ini, potensi kopi yang bisa dipanen diperkirakan mencapai 1.500
ton. ”Potensinya memang besar, sekitar 1.500 ton kopi jenis arabika yang
bisa dipanen pada 2014 ini,” ungkap Dr Surip.
Mawardi, pakar kopi dari Puslit Koka Jember, usai memberikan pengarahan dalam acara workshop klaster kopi arabika dan persiapan panen kopi 2014 di Aula Hotel Ijen View, kemarin (7/2).
Workshop yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Matsakur, pimpinan dan jajaran BI Jember, administratur PTPN XII kebun Blawan dan Sempol, serta Perhutani itu, dijelaskan bahwa petani kopi di Sumber Wringin sudah mampu mengolah kopi arabika dengan kualitas ekspor. ”Sehingga, Puslit Koka tidak sia-sia dalam melakukan pelatihan sejak 2011 terhadap petani kopi di Sumber Wringin,” terangnya.
Namun begitu, pihak petani juga kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. ”Karena, permintaan pasar yang tinggi. Apalagi, kualitas kopi arabika di Sumber Wringin ini masuk kategori specialty (mutu tinggi, Red),” jelasnya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi peran petani kopi Bondowoso atas kinerjanya selama ini sehingga mendapat pengakuan Sindikasi Geografis Kopi Arabika Ijen Raung dari Dirjen Haki. ”Ini merupakan sertifikat hak dan merek jadi tidak boleh ada pemalsuan mengatasnamakan kopi Java Ijen Raung tanpa izin dari Bondowoso,” katanya.
Meski sebelumnya, sempat terjadi kegoncangan di tubuh petani kopi Sumber Wringin karena persaingan harga kopi. “Tetapi, hal itu kini sudah selesai. Petani kopi Sumber Wringin kembali kompak,” katanya. Sedangkan, jumlah kelompok tani kopi di Sumberwringin dan luar Sumber Wringin saat ini mencapai 40 kelompok tani. ”Mereka sudah siap melakukan panenan kopi 2014 untuk mencukupi kebutuhan dunia,” katanya.
Jawa Pos (08/02/14)
Mawardi, pakar kopi dari Puslit Koka Jember, usai memberikan pengarahan dalam acara workshop klaster kopi arabika dan persiapan panen kopi 2014 di Aula Hotel Ijen View, kemarin (7/2).
Workshop yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Matsakur, pimpinan dan jajaran BI Jember, administratur PTPN XII kebun Blawan dan Sempol, serta Perhutani itu, dijelaskan bahwa petani kopi di Sumber Wringin sudah mampu mengolah kopi arabika dengan kualitas ekspor. ”Sehingga, Puslit Koka tidak sia-sia dalam melakukan pelatihan sejak 2011 terhadap petani kopi di Sumber Wringin,” terangnya.
Namun begitu, pihak petani juga kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. ”Karena, permintaan pasar yang tinggi. Apalagi, kualitas kopi arabika di Sumber Wringin ini masuk kategori specialty (mutu tinggi, Red),” jelasnya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi peran petani kopi Bondowoso atas kinerjanya selama ini sehingga mendapat pengakuan Sindikasi Geografis Kopi Arabika Ijen Raung dari Dirjen Haki. ”Ini merupakan sertifikat hak dan merek jadi tidak boleh ada pemalsuan mengatasnamakan kopi Java Ijen Raung tanpa izin dari Bondowoso,” katanya.
Meski sebelumnya, sempat terjadi kegoncangan di tubuh petani kopi Sumber Wringin karena persaingan harga kopi. “Tetapi, hal itu kini sudah selesai. Petani kopi Sumber Wringin kembali kompak,” katanya. Sedangkan, jumlah kelompok tani kopi di Sumberwringin dan luar Sumber Wringin saat ini mencapai 40 kelompok tani. ”Mereka sudah siap melakukan panenan kopi 2014 untuk mencukupi kebutuhan dunia,” katanya.
Jawa Pos (08/02/14)
http://ganbatteakubisa.blogspot.com/2015/03/kopi-arabika-sumber-wringin-siap-panen.html
BalasHapus