Sudah sekitar dua tahun terakhir ekspor kopi arabika dari pekebun kopi
di Bondowoso dilakukan ke berabagai negara di Eropa. Potensi ekspor kopi
ke berbagai negara lain kini terus digali untuk meningkatkan kuantitas
ekspor kopi yang dikenal dengan sebutan Kopi Arabica Java Ijen Raung
tersebut.
Sepanjang 2013, ekspor kopi khas Bondowoso itu sudah mencapai sekitar 144 ton. “Pada 2012 kami hanya mengekspor sekitar 18 ton saja. Tapi pada 2013 meningkat tajam dengan tembus 144 ton. Semua kopi yang diekspor ini berasal para petani kopi rakyat di wilayah Sumber Wringin dan Sempol,” kata Matsakur, kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso.
Tujuan utama ekspor kopi khas Bondowoso ini ke negara-negara Eropa seperti Swiss. Selain itu juga ke Amerika. Dengan potensi ekonomi yang berputar di masyarakat cukup besar, maka Ekspor kopi ke berbagai negara lain terus dijajaki. Bahkan sudah banyak pembeli dari berbagai negara yang datang langsung ke Bondowoso untuk melihat potensi kopi rakyat.
Untuk itulah, tahun ini ditargetkan ekspor kopi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Optimisme itu juga didukung dengan minat warga untuk berkebun kopi juga semakin menggeliat. Pemerintah menurut Matsakur juga mengimbangi dengan beberapa langkah untuk menjaga kualitas kopi rakyat. Salah satunya adalah dengan menggandeng Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember. “ Itu kami lakukan salah satunya untuk menjaga standarisasi bibit, sehingga menghasilkan kopi dengan kualitas seperti yang diharapkan pasar,” tandasnya.
Selain di Sumber Wringin dan Sempol sendiri, sebenarnya banyak kawasan lain yang juga berpotensi untuk menjadi sentra penghasil kopi. di antaranya Pakem, Maesan, Cermee dan Botolinggo. Kendati begitu, fokus pengembangan masih dilakukan di Sumber Wringin dan Sempol. Apalagi di kawasan ini sudah dibentuk cluster-clusterhasil kerjasama Pemkab dan Bank Indonesia (BI) Jember.
Saat ini di kalangan petani sudah terbentuk dalam kelompok-kelompok petani kopi. Tak kurang 30 kelompok petani kopi yang masing-masing kelompok beranggotakan 15 – 20 petani kopi. Sementara itu, para petani kopi di kawasan Sumber Wringin sendiri juga optimistis produktifitas kopi pada tahun ini akan bagus. Pasalnya, hujan yang turun saat pohon kopi mulai berbunga pada awal musim hujan lalu diprediksi akan membuat produktifitas kopi pada musim panen tahun ini akan meningkat signifikan.
Jawa Pos (07/02/14)
Sepanjang 2013, ekspor kopi khas Bondowoso itu sudah mencapai sekitar 144 ton. “Pada 2012 kami hanya mengekspor sekitar 18 ton saja. Tapi pada 2013 meningkat tajam dengan tembus 144 ton. Semua kopi yang diekspor ini berasal para petani kopi rakyat di wilayah Sumber Wringin dan Sempol,” kata Matsakur, kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso.
Tujuan utama ekspor kopi khas Bondowoso ini ke negara-negara Eropa seperti Swiss. Selain itu juga ke Amerika. Dengan potensi ekonomi yang berputar di masyarakat cukup besar, maka Ekspor kopi ke berbagai negara lain terus dijajaki. Bahkan sudah banyak pembeli dari berbagai negara yang datang langsung ke Bondowoso untuk melihat potensi kopi rakyat.
Untuk itulah, tahun ini ditargetkan ekspor kopi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Optimisme itu juga didukung dengan minat warga untuk berkebun kopi juga semakin menggeliat. Pemerintah menurut Matsakur juga mengimbangi dengan beberapa langkah untuk menjaga kualitas kopi rakyat. Salah satunya adalah dengan menggandeng Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember. “ Itu kami lakukan salah satunya untuk menjaga standarisasi bibit, sehingga menghasilkan kopi dengan kualitas seperti yang diharapkan pasar,” tandasnya.
Selain di Sumber Wringin dan Sempol sendiri, sebenarnya banyak kawasan lain yang juga berpotensi untuk menjadi sentra penghasil kopi. di antaranya Pakem, Maesan, Cermee dan Botolinggo. Kendati begitu, fokus pengembangan masih dilakukan di Sumber Wringin dan Sempol. Apalagi di kawasan ini sudah dibentuk cluster-clusterhasil kerjasama Pemkab dan Bank Indonesia (BI) Jember.
Saat ini di kalangan petani sudah terbentuk dalam kelompok-kelompok petani kopi. Tak kurang 30 kelompok petani kopi yang masing-masing kelompok beranggotakan 15 – 20 petani kopi. Sementara itu, para petani kopi di kawasan Sumber Wringin sendiri juga optimistis produktifitas kopi pada tahun ini akan bagus. Pasalnya, hujan yang turun saat pohon kopi mulai berbunga pada awal musim hujan lalu diprediksi akan membuat produktifitas kopi pada musim panen tahun ini akan meningkat signifikan.
Jawa Pos (07/02/14)
http://ganbatteakubisa.blogspot.com/2015/03/ekspor-kopi-arabica-java-ijen-raung-ke.html
BalasHapus